Krisis Ekonomi telah berakhir, Perdegangan Indonesia Supluss, Ekonomi tahun 2018 diperkirakan tumbuh 5,7% haha......
Kalau Anda perhatikan situasi akhir-akhir ini (di lapangan nyata, bukan di pasar spekulasi yang nyaris irelevan dengan kehidupan mayoritas orang), ada beberapa jenis manusia / perusahaan sekarang: * Yang berubah dari untung banyak menjadi untung sedikit * Yang berubah dari untung sedikit menjadi tidak untung / impas * Yang berubah dari impas menjadi rugi * Yang berubah dari rugi menjadi rugi besar dan kemudian bangkrut
+ Sekelompok kecil yang tetap bisa untung besar di era krisis.
Saya tahu dari mana? Bukan begitu Bung Indra Permanen....???
Saya tahu dari berita tentang penurunan ekspor di hampir semua negara di planet ini…
Saya tahu dari penurunan omset di hampir semua pabrik dan retailer di kota saya yang saya kenal…
Saya tahu dari belasan ribu operator yang kontraknya tidak diperpanjang oleh pabrik-pabrik di kota saya…
Saya tahu dari logika umum bahwa setelah operator-operator itu kehilangan pekerjaan dan pendapatan mereka, semua rantai belanja yang selama ini mendapatkan uang dari mereka akan kehilangan sejumlah omset pendapatan mereka…
Yang sedang membeli barang dari perusahaan manufaktur sekarang, dan yang sedang membeli stok di pasaran retail adalah mereka yang masih bisa untung ataupun mereka yang tidak untung tetapi masih memiliki TABUNGAN.
Volume stok yang mereka beli sekarang pun menurun cukup jauh dibanding periode sebelumnya. Kalau Anda memperhatikan berita, volume penurunan order secara rata-rata di seluruh dunia sudah mencapai antara 20 - 50%, dan tidak ada tanda-tanda kejatuhan akan segera berakhir, apalagi daya beli publik akan berbalik arah.
Kenyataan bahwa efek krisis belum benar-benar terasa bukan karena tidak ada krisis, tetapi karena cukup banyak orang yang masih memiliki tabungan. Efek krisis ini, baik ekonomi, sosial, maupun militer (moga-moga tidak mengarah ke sini) baru akan Anda lihat setelah manusia-manusia di berbagai tempat mulai habis mengkonsumsi tabungan mereka.
When Goods Don’t Cross The Border, Armies Do!
Saya sebenarnya tidak sedang memberikan prediksi kepada Anda apa yang akan terjadi besok, minggu depan, bulan depan, atau tahun depan. Apa yang coba saya tulis di blog ini hanyalah rangkaian sebab-akibat sebuah kejadian yang menurut saya logis dan wajar.
Demand 7,4 milyar penduduk bumi ini masih ada, yang tidak ada adalah daya beli (purchasing power) dari orang-orang yang sama. Kita semua akan menjadi saksi gejolak uang ini, dan bila saatnya sudah tiba, sebagian dari kita akan menjadi pemangsa terhadap yang lain, dan sebagian lagi akan menjadi termangsa oleh yang lain.
Semua orang harus “makan” kawan… Kita semua harus memperebutkan suplai energi (uang) yang tersisa… Sorry…
Debt based money system adalah pilihan kita…
“Apa Yang Kau Tanam, Itulah Yang Kau Tuai”
Atau Anda merasa tidak memilihnya? Anda tidak suka dengan sistem yang ada? Apa benar begitu…?
Tanpa aksi, pikiran Anda tidaklah penting... Silence is acceptance…!
Sedikit tambahan, mana sebab – mana akibat dari sebuah kejadian adalah relatif tergantung perspektif waktu.
Kalau Anda mendengar orang mengatakan bahwa asal – muasal krisis kali ini adalah karena sub-prime mortgage dan taruhan derivatif dengan nilai astronomis, itu mungkin memang benar, kalau dunia yang Anda lihat adalah periode 10 - 20 tahun terakhir.
Atau kalau Anda mendengar orang mengatakan bahwa krisis ini disebabkan oleh dolar-system paska perjanjian Bretton Woods tahun 1944, itu mungkin juga benar, kalau periode yang Anda analisa adalah 65 tahun terakhir.
Atau kalau Anda mendengar bahwa krisis ini diprakarsai oleh para bankir zionis super serakah yang ingin memonopoli semua usaha yang mengendalikan hajat hidup orang banyak , itu mungkin juga benar, kalau dunia yang kita lihat adalah periode 250 - 300 tahun terakhir.
Atau kalau Anda mendengar lagi bahwa krisis ini adalah karena sistem kredit (hutang) sebagai uang yang marak dilakukan para bankir swasta sejak abad ke-15 sebagai asal-muasal krisis, mungkin itu juga benar, kalau perspektif waktu diperpanjang lagi ke masa 600 ratus tahun terakhir.
Atau kalau yang Anda dengar adalah masalah riba, akibat sistem yang meminta lebih daripada yang dia berikan, itu mungkin juga benar, kalau perspektif waktu analisa diperpanjang lagi ke masa 2500 – 3000 tahun.
Anda semua tidak harus setuju ataupun memahami apa yang saya tulis sekarang… Di masa-masa mendatang, akan tiba banyak kesempatan dan kejadian yang akan membantu Anda memahami pelajaran dari kalimat ini…
“Semua makluk (& sistem) butuh makan (sumber energi)…, & Kemampuan alami manusia untuk berhutang dan memenuhi janji untuk membayarnya sudah melewati ambang batas. 7,4 milyar demander malang di planet ini tidak sanggup lagi memberi makan sistem debt based money system ini. "
Dan bagi Anda yang berpikir pemerintahan ini akan menyelamatkan kita, teruskanlah mimpi indah Anda… Pemerintah, sebagai sebuah institusi, juga tidak terlepas dari kenyataan hidup yang sama (butuh “makan”)
|
Wah parah kalau begitu mgkn jumlah manusia harus dikurangin dong ya..
BalasHapus