Rabu, 12 Juli 2017

Batu Akik .........., Ponzi Scheme atau Pump & Dump?

Entah datangnya dari mana, tiba-tibabatu akik menjadi populer akhir-akhir ini. Di kantor saya yang kecil ini, setahu saya, sudah muncul 5 penggemar-penggemar baru. Itu baru yang saya ketahui, mungkin ada yang lain yang saya jarang berkomunikasi. Di meja kerja mereka ada beberapa kotak yang isinya batu akik yang menjadi sebagian dari koleksi mereka. Ipar saya juga sekarang sudah pakaibatu akik dan koleksinya berkotak-kotak. Dan beberapa teman yang setahu saya tidak suka perhiasan, tiba-tiba fotonya di LinkedIn terlihat dengan cincin berbatu besar, seperti miliknya Tessy si pelawak yang sudah tidak laku. Tidak hanya itu, teman yang ruangan kerjanya di sebelah saya (penggemar akik) mengatakan bahwa ada 2 pulau di Maluku sudah ditutup karena takut kalau batu-batunya diangkut keluar. Nama batunya adalah bacan yang berwarna hijau.

Wah baunya tidak enak nih. Apakah ada demam baru? Takutnya ini adalah kasus yang sama dengan anthorium, ikan lohan, ternak cacing, ternak jangkrik,........ Bedanya adalah yang mempopulerkannya. 

Saya menemukan berita di internet. Ternyata selama ini memang ada pameran batu akik keliling yang diorganisir oleh Adhitama Cipta. Ini yang mempopulerkan dan membuat demam akik. Bukan Trubus.


Pameran Batu Akik Blok M Diserbu Pengunjung
Jumat, 31 Oktober 2014, 18:54 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tren batu dan permata menarik perhatian pengunjung Mall Blok M Square, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Even Organizer Adhitama Cipta  yang mengadakan pameran batu kebanjiran pengunjung sejak Kamis (30/10) kemarin.

Pameran yang menghadirkan 65 pengusaha batu dari berbagai daerah menjual  batu dengan jenis seperti  bacan doko, sungai dareh, limau manis, giok aceh dan lainnya.  Batu-batu tersebut tidak hanya dibentuk seperti cincin dan kalung. Beberapa batu juga dibuat menjadi beberapa jenis hewan seperti kura-kura, ikan dan buaya.

Dalam pameran tersebut panitia pelaksana Panji mengatakan, pengunjung yang hadir membeludak sampai malam hari.  Bahkan setelah pameran tutup, pengunjung masih saja berdatangan untuk sekedar melihat, menawar dan membeli batu dalam bentuk bahan ataupun sudah dijadikan cincin, kalung atau bentuk lainnya.

Pengunjung yang terpantau oleh panitia pelaksana  datang dari berbagai macam porfesi, seperti pedagang, tukang ojek, dan pengusaha. Panji melanjutkan, harga batu dalam pameran Gemstone yang sudah diikat sangat beragam.

Untuk batu bacan doko yang sudah  jadi cincin bisa mencapai Rp 1,5 Juta sedangkan untuk bahan paling murah ada yang menjual dengan harga Rp 100.000 dari berbagai jenis batu.  Penjual batu akik dalam pameran gemstone Herman menjual bahan batu dengan Jenis sungai dareh air, sungai dareh tebing, giok aceh dengan harga Rp 100 ribu per pecahan batu. Tidak jarang juga ada permintaan langsung pengunjung untuk memoles batu pilihannya menjadi cincin.

Tahun lalu, Herman yang bekerja di Gemstone King ini pernah menjual batu jenis Giok Aceh dengan harga Rp 2,5 Miliar dengan ikatan cincin berlapis emas.“Yang beli orang asing,” kata Herman pada pameran batu gemstone di halaman depan Blok M Square.

Kebanyakan pengunjung mencari batu jenis bacan doko dari Kepulauan Kasiruta, Maluku Utara Seorang pengunjung, Arif Satria, mencari beberapa batu bahan untuk dibentuk sendiri.

Batu-batu yang dipopulerkan memang, menurut saya, baru; seperti giok Aceh, sungai dareh, limau dan bacan. Harganya juga baru; Rp 2,5 milyar (woooow!!!). Dan dongengnya banyak sekali, termasuk SBY memberi batu jenis ini kepada Obama dan ditutupnya beberapa pulau di Maluku. Menarik........ Dalam skala besar, dulu di Eropa dikenal kasus Tulip Mania tahun 1636 - 1637.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar