Senin, 10 Juli 2017

Si Miskin Mati Sengsara, Si Kaya Makin Tak Terkejar Kayanya


Riba telah merajelala dan merusak pemerataan pendapatan penduduk bumi — termasuk di negeri ini, tentu saja.
Level ketimpangan distribusi pendapatan hari ini mirip jarak bumi dan langit. Si miskin nyungsep di bumi, sementara si kaya menjulang ke langit.
Keadannya sangat menyedihkan. Si miskin mati saja sengsara, sementara si kaya semakin tak terkejar kayanya.

Riba menyebabkan kekayaan maupun kemiskinan bergerak mengikuti pola genetik, menurun pada para pewarisnya. Artinya, si kaya mewariskan kekayaan, si miskin mewariskan kemiskinan. Orang kaya sulit jatuh miskin, orang miskin sulit sekali menjadi kaya.
KEADAAN INDONESIA:
• Puluhan orang hidup bergelimang kemewahan, sementara ratusan juta orang tenggelam dalam kemiskinan.
• Sejak 2014, 1% penduduk menguasai 50,01% total kekayaan/aset masyarakat (2010: baru 31,5%).
• 2016: 5% kelompok paling kaya menguasai 66,8% total kekayaan masyarakat (2010: baru 57,7%. 2015: kelompok ini telah mengontrol 71,8% totak kekayaan negeri ini.
• 2016: 10% kelompok terkaya 75,7% (2010: baru 66,8%). 2015: kelompok ini telah mengendalikan 77,9% total kekayaan Indonesia.
Total kekayaan Indonesia pada 2016 sekitar 1,769 triliun dolar AS — naik 600% dibanding pada 2000 (305 miliar dolar AS). Kooefisien Indeks Gini 2014-2016 sebesar 84% (2000: 77,3%). Kita tahu siapa-siapa saja mereka pada kelompok 1% — juga yang 5% dan 10%. Antara lain, sebagai turis, mereka suka berboros-boros ria dalam membelanjakan uangnya di luar negeri. Mereka berkontribusi atas capaian Indonesia sebagai negara nomor 2 dalam daftar pemboros uang (nomor 1 Jepang).
KEADAAN DUNIA:
• Jutaan orang hidup super mewah, sementara milyaran orang hidup super miskin.
• 2016: 1% penduduk terkaya dunia menguasai 50,8% total kekayaan/aset global (2010: baru 43,6%). Setengah dari kelompok adalah orang-orang AS, Inggris dan Jepang.
• 2016: 5% kelompok paling kaya dunia menguasai 77,7% total kekayaan global (2010: baru 70,2%).
• 2016: 10% kelompok terkaya dunia menguasai 96,9% (2010: baru 91,8%).
• 2016: 50% kelompok termiskin hanya menguasai 0,2% aset dunia (2010: masih 1,6%).
• Total kekayaan dunia pada 2016 sekitar 255,7 triliun dolar AS (2000: 116,9 triliun dolar AS).
Krisis yang menimpa perekonomian global tak pernah menyedot kekayaan orang-orang kaya. Jumlah kekayaan mereka justru semakin bertambah. Krisis justru membuka peluang bagi mereka untuk merampok kekayaan orang lain — mereka melakukannya melalui mekanisme uang kertas.
Demikian fakta mengerikan mengenai dampak riba; disampaikan semata agar kita lebih bersyukur; dan bertekad meninggalkan riba.
(Sumber data: The 2016 Global Wealth Report; Credit Suisse Research Institute, dikutip koran “Republika” edisi 2 Desember 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar