Senin, 10 Juli 2017

Inflasi, adalah Pajak Kemiskinan


“Penggunaan uang kertas telah mengelabui semua, merampas kekayaan dan hasil kerja, tanpa disadari. Para bankir telah mengelabui Anda semua melalui ilmu sihir modern ini, sebagaimana Fir’aun dulu mengelabui rakyatnya, juga melalui ilmu sihir.” ~ Amir Zaim Saidi
“Pajak adalah aksi agresi dan penjajahan.” ~ Shaykh Umar Ibrahim Vadillo
Inflasi mencuri kekayaan dan hasil kerja keras kita melalui uang kertas – dan uang-uang turunnya. Inflasi adalah pembegalan. Tragisnya, kejahatan ini tidak kita sadari – padahal kitalah korbannya. Dan siapakah muslihat keji pembegalan halus oleh uang kertas – dan uang-uang turunannya? Bankir! Uang kertas – dan uang-uang turunannya, adalah sihir para bankir!
Pada tulisan “Inflasi, Dusta Ditutup Kebohongan”, kita telah memahami bahwa inflasi tidak terkait dengan kenaikan harga barang/jasa, tapi penurunan nilai uang kertas – dan uang-uang turunannya – dan inflasi adalah sebentuk pajak.
Orang kaya dan orang miskin di negeri ini sama-sama memegang uang kertas – dan uang-uang turunnya. Tapi uang kertas orang kaya bukan hanya rupiah. Mereka juga memilik idolar, yen atau poundsterling. Karena itu, inflasi yang ditanggung orang miskin pemegang uang kertas – dan uang-uang turunnya – di negeri ini lebih besar dibandingkan orang kaya yang juga memegang uang kertas. Inflasi lebih menyakitkan karena ia mencuri kekayaan kita tanpa kita sadari, Inflasi mencuri melalui nilai uang kita, penggerus kekayaan para pemegangnya.
Sebagai pajak, inflasi adalah pajak paling keji –pajak saja sebuah kekejian – karena merugikan orang miskin. Itulah mengapa ada yang menyebut inflasi adalah pajak kemiskinan (Jack Weatherford: Sejarah Uang; hlm. 305).
Berbagai pajak yang diberlakukan pemerintah kita hanya diberlakukan bagi yang membeli, menjual, memiliki harta dan berpenghasilan yang jumlahnya memenuhi ketentuan. Siapa pun yang tidak membeli, tidak menjual, tidak mempunyai harta dan penghasilannya di bawah jumlah penghasilan kena pajak, tidak membayar pajak.
Tapi inflasi memajaki uang kertas – dan uang-uang turunannya – milik semua orang. Lebih-lebih uang kertas milik orang miskin. Inflasi bahkan memajaki pendapatan yang masih ditunggu kedatangannya. (Simak pula” Inflasi, Permainan Api Pemerintah;Orang Kaya Suka Inflasi Tinggi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar