Rabu, 12 Juli 2017

Tipu - Menipu Di Masyarakat

Hari ini saya akan posting sebuah isu yang lebih ringan. Ringan, tapi bukan berarti tidak penting ok.. Hehe..

Beberapa hari yang lalu, saya mendapat sebuah email dalam bahasa Inggris, sebuah email dari Nigeria, seseorang menyuruh saya mengontaknya dalam sebuah "kesempatan" yang nantinya akan memberikan saya 1 juta dolar lebih.

Pada dasarnya surat itu adalah sejenis Nigerian Scam. Saya jadi teringat sebuah buku yang saya terbitkan tahun 2005: Berbohong & Menjadi Kaya. Buku ini bisa dibilang 75% serius - 25% humor, karena cerita-cerita penipuan di masyarakat, walaupun korban menderita kerugian riil, tetapi kadang-kadang skenarionya terjadi di luar nalar yang kita sangka.

Jadi hari ini saya akan memposting sebagian dari buku itu untuk Anda. Selamat membaca, semoga bermanfaat...

DISCLAIMER
Buku ini ditulis untuk tujuan edukasi terhadap masyarakat akan bahaya penipuan.
Kami tidak bertanggung jawab bila berbagai informasi di buku ini disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan yang merugikan masyarakat.


BAB 1 : Pendahuluan

Apa itu Masyarakat?

Bagi Anda yang memahami kejamnya kehidupan, masyarakat adalah sebuah komunitas di mana orang-orang berkumpul bersama dan saling memanfaatkan untuk memperjuangkan kepentingan masing-masing. Itulah masyarakat.

Dalam sejarah kehidupan manusia, kasus di mana seorang manusia (ataupun sekolompok manusia) berbohong dan memperdayai kelompok lainnya demi kepentingan pribadi adalah tidak terhitung banyaknya. Setiap hari, setiap saat, selalu ada kasus baru.

Ada orang mengatakan media utama untuk mengendalikan orang adalah dengan kekuatan senjata, ada juga yang mengatakan media yang paling efektif adalah uang dan materi. Namun, sebenarnya ada sebuah media lainnya yang lebih murah dan jauh lebih berbahaya, yaitu bahasa.

Hanya dengan menggunakan kata-kata, seorang individu, sebuah perusahaan, bahkan sebuah negara, bisa menyebabkan kehancuran dan kerugian skala raksasa kepada pihak lainnya (para korban).

Buku ini adalah tentang penipuan konsumen, maka kita hanya akan membahas persoalan tentang kebohongan dan penipuan dalam skala yang lebih kecil, yaitu yang ada di masyarakat, baik yang terjadi di Indonesia, maupun contoh kasus yang terjadi di negara lainnya.

Kita semua, secara tidak sadar, sering kali meremehkan permasalahan penipuan konsumen. Kita cenderung berpikir bahwa skala dari kegiatan ini pastilah masih kecil, jadi tidak perlu dibesar-besarkan. Nilai kerugian yang diderita masyarakat pastilah masih kecil, jadi lebih baik aparat kepolisian tidak usah terlalu fokus pada investigasi kasus-kasus penipuan konsumen. Namun, apakah asumsi kita ini akurat?

Kita mengira tindakan kriminalitas fisik terus bertambah dari tahun ke tahun, namun yang bisa kita pastikan sebenarnya adalah liputan media terhadap kriminalitas fisiklah yang bertambah, baik lewat media koran maupun lewat televisi. Kita mengira kasus penipuan konsumen sangat sedikit, kenyataannya adalah liputan media terhadap kasus inilah yang sedikit. Seandainya berbagai media lebih sering mengekspos jenis kriminalitas ini, kita baru akan menyadari betapa banyaknya kasus penipuan yang ada di sekeliling kita maupun di dunia.

Omset dari “bisnis” penipuan konsumen di seluruh dunia diperkirakan mencapai di atas US$100 milyar per tahun, alias di atas 1.000 trilyun rupiah setiap tahunnya. Berapa angka pastinya di Indonesia, tidak ada yang tahu, sebab masyarakat Indonesia cenderung lebih toleran dan jarang memprotes bila tertipu.

Sebelum bicara soal contoh kasus penipuan, mari kita pikirkan sebentar sebenarnya siapakah para penipu itu? Mengapa mereka melakukan-nya?

Sebenarnya, berbohong dan menipu adalah karakter dari kita semua. Siapa sih yang tidak berbohong? Ada orang mengklasifikasikan ke-bohongan berdasarkan tujuan berbohongnya, ada juga yang mengklasifikasikan kebohongan berda-sarkan skala akibatnya. Sekarang, mari kita lihat tahapan-tahapan sebelum sebuah tindakan naik sampai ke tingkat penipuan.

Omong Kosong

Omong kosong, yang populer disebut dengan istilah bullshit, adalah tahap awal ketika kita mulai belajar untuk mengucapkan hal-hal yang tidak akurat. Berbeda dengan kebohongan, omong kosong tidaklah diucapkan untuk menjebak dan merugikan orang lain.

Orang yang beromong kosong adalah mereka yang membicarakan suatu hal dalam kapastitas yang telah melebihi tingkat pemahaman mereka. Kita semua melakukannya, kita semua menikmatinya. Bila jam istirahat sudah tiba, ataupun bila beberapa teman sudah berkumpul bersama, semuanya akan mulai membicarakan berbagai macam hal, mulai dari hal-hal kecil sampai ke hal-hal rumit semacam politik internasional dan berbagai rahasia alam semesta.

Mengapa ada omong kosong? Sejak kapan manusia melakukannya?

Entahlah, siapa yang tahu? Kelihatannya omong kosong sudah ada sejak manusia ada. Sekadar spekulasi, omong kosong mungkin secara langsung berhubungan dengan sistem demokrasi yang kita anut. Di negara demokrasi, kita bebas untuk bicara, kita dianjurkan untuk bicara. Bila kita diam, kita dituduh tidak partisipatif untuk mengembangkan demokrasi, dan lebih buruknya lagi, sejumlah orang mencap orang diam sebagai orang bodoh. Untuk menghindari tuduhan ini, sejak kecil, murid-murid di sekolah sudah dididik, dibentuk, dan kalau perlu dipaksa untuk selalu bicara dan menyatakan pendapatnya.

Akibatnya, bisa ditebak, karena intensitas masyarakat untuk membicarakan hal-hal yang dalam batas-batas tertentu tidak mereka pahami meningkat, jumlah omong kosong pun meningkat.

Beberapa tahun yang lalu, saat saya bekerja sebagai staf marketing di sebuah perusahaan swasta, dalam salah satu rapat yang dihadiri oleh bos besar, bos berkata: “Hei, kalian jangan diam saja. Kalau ada ide katakan sekarang. Kalau kamu diam saja, saya anggap kamu bodoh!” Pada rapat-rapat di kemudian hari yang bila dihadiri oleh bos, semua staf marketing memegang teguh prinsip ini: “lebih baik bicara dan ketahuan bodoh daripada tidak mencoba dan tetap dituduh bodoh!”

Kebohongan “Putih”

Yang dimaksud dengan kebohongan putih adalah kebohongan yang diucapkan untuk menjaga ataupun memperbaiki hubungan sosial antar individu di masyarakat, dan oleh karenanya tidak terhindarkan dan “perlu” dilakukan. Contohnya:

 “Apa kabar Merry? Sudah lama tak jumpa, kami kangen sekali padamu”
 “Wah, kamu tampak cantik sekali hari ini”
 “Senang sekali berjumpa denganmu”
 “Wah, anakmu sudah besar ya. Ganteng sekali dia”
 “Bajumu bagus sekali. Beli di mana?”

Dengan orang-orang yang lebih dekat, mungkin Anda pernah juga mendengar kata-kata:

 “Saya akan selalu setia bersamamu. Mulai sekarang sampai hari kiamat memisahkan kita”
 “Besok malam saja sayang. Saya kurang enak badan hari ini”
 “Saya akan pulang agak malam sayang. Ada rapat di kantor”

Bisa Anda bayangkan, seandainya kita sama sekali tidak mengucapkan kebohongan putih, dunia ini tentunya akan sangat sunyi dan hubungan antar individu, baik di masyarakat maupun di keluarga, tentunya tidak akan sebaik sekarang.

Kebohongan “Abu-Abu”

Kebohongan abu-abu adalah kebohongan yang diucapkan untuk mendapatkan sejumlah keuntungan bagi diri sendiri, disadari oleh sang pengucap, namun masih dalam batas yang tidak terlalu merugikan pihak pendengar. Contoh:

Seorang Bapak mengatakan kepada anaknya: “Saya sangat mencintaimu nak, saya juga sangat mencintai Ibumu. Seandainya bisnis saya tidak gagal, saya pasti akan membawa kalian keliling dunia dan memberikan lebih banyak kepada kalian” (Kenyataannya, bisnisnya gagal karena kebiasaan judinya yang akut, dan juga karena beberapa wanita simpanan yang menguras habis uangnya).

Kebohongan “Hitam”

Kebohongan hitam adalah kebohongan yang diucapkan secara sadar dan sengaja untuk menyesatkan pendengar dan memberikan keuntungan pribadi bagi pengucapnya.

Sebagian pengusaha kotor, politisi busuk, pengacara tak bernurani, dan juga sejumlah perusahaan periklanan tak bermoral, tidak henti-hentinya mengucapkan kebohongan terhadap masyarakat. Orang-orang ini, karena kekuatan uang dan kekuasaan, tak tersentuh sama sekali oleh hukum.

Kadang-kadang, kita tidak bisa berhenti merasa heran, apakah sungguh-sungguh berbohong dan menjebak orang adalah hal yang salah. Bila ya, mengapa begitu banyak orang yang bebas melakukannya?

Penipuan

Pada dasarnya, perbedaan kebohongan hitam dan penipuan adalah pelakunya. Untuk kebohongan hitam, pelakunya adalah orang-orang yang karena pekerjaan, ataupun karena pangkatnya, memiliki “hak” untuk berbohong, sedangkan untuk penipuan, pelakunya adalah warga negara biasa ataupun perusahaan yang tidak memiliki “legitimasi untuk berbohong.”

Berikut sebuah ilustrasi:

A. Dalam suatu bencana alam di suatu negara, sekelompok pengusaha daerah kemudian mendirikan sebuah perusahaan untuk mengumpulkan sumbangan untuk diberikan kepada para korban. Perusahaan tersebut, menyuap sejumlah pejabat yang berwenang, dan juga bekerja sama dengan berbagai instansi yang terkait, mendapatkan lisensi dan legitimasi untuk mengumpulkan sumbangan. Dalam prakteknya, sumbangan yang diterima dipakai untuk menggaji diri mereka secara besar-besaran, menggaji beberapa karyawannya, membayar cicilan mobil baru dan kalau perlu, rumah baru, dan sisanya baru disumbangkan kepada para korban yang berhak. Katakanlah, pada akhirnya, sumbangan yang benar-benar disalurkan kepada korban adalah sebesar 50% dari nilai yang berhasil didapatkannya.

B. Tidak lama setelah itu, seorang warga biasa, sebut saja Franky, terinspirasi oleh cara mencari uang perusahaan tersebut, juga mulai mencari sumbangan untuk para korban. Uang yang akhirnya disalurkan Franky adalah 75% dari nilai yang didapatkannya. Untuk sebuah persentase nilai sumbangan yang sebenarnya lebih besar, Franky tetap bisa dimasukkan ke penjara, sebab dia tidak memiliki legitimasi untuk melakukannya.

Kebanyakan orang, walaupun menyadari bahwa mereka bukanlah manusia suci, bahwa mereka memang cenderung berbohong dalam kehidupan mereka, masih bisa menimbang-nimbang dalam kepala mereka kebohongan mana yang bisa diterima, dan kebohongan mana yang tidak bisa diterima.

Para penipu, mereka tidak akan mem-boroskan waktu mereka yang berharga untuk mengklasifikasikan jenis-jenis kebohongan, mereka juga tidak akan menimbang-nimbang kebohongan mana yang bisa diterima dan mana yang tidak bisa diterima.

Para penipu sangat lihai dalam membuat generalisasi untuk membenarkan perbuatan mereka. Mereka selalu menganggap bahwa apa yang mereka lakukan hanyalah manifestasi dari sifat umum manusia, sebab memang benar semua orang berbohong. Filsafat favorit mereka:

Seandainya berbohong adalah tindakan yang melanggar hukum, tentunya kita semua adalah kriminal. Karena tidak mungkin kita semua adalah kriminal, tentunya berbohong tidaklah melanggar hukum.”

Para penipu, yang mengambil resiko besar untuk melakukan apa yang mereka lakukan, bukanlah manusia dengan cara berpikir yang normal.

Bicara soal resiko, ini adalah hal yang membedakan antara penipu profesional dengan yang amatiran. Semua penipu adalah orang-orang yang ingin mendapatkan uang cepat, uang gampang, menikmati kebebasan tanpa limit, dan tergila-gila pada tantangan atas resiko perbuatan mereka. Namun, adalah kemampuan menangani resikolah yang akhirnya membedakan mereka.

Sekadar jago berbohong dan menangani resiko saja tidak akan membuat seseorang men-jadi penipu yang sukses. Untuk berhasil di arena ini dalam jangka panjang, tampaknya para penipu memang membutuhkan “suplemen” yang lain. Seorang mantan polisi mengatakan: “Penipu bukan hanya orang yang pandai berbohong, mereka memang menikmati kesenangan lewat tindakan manipulatif untuk merugikan orang lain, dan mereka juga senantiasa menghancurkan segala sesuatu yang bukan rancangan mereka. Orang-orang seperti ini memiliki kebencian yang sangat besar terhadap semua peraturan sosial.”

Mengapa para penipu berhasil?

Kita semua mungkin berpikir bahwa ada banyak alasan untuk tidak mempercayai orang lain. Namun, itu adalah pikiran sebelum ujian datang. Dalam prakteknya, kewaspadaan kita sebenarnya tidak bertambah hanya karena kita berpikir demikian.

Anda pergi ke supermarket membeli beberapa jenis buah-buahan. Anda memakannya tanpa berpikir panjang. Seberapa yakinkah Anda makanan yang sedang Anda makan benar-benar telah lulus uji kelayakan dan bebas bahan kimia berbahaya?

Anda ingin jalan-jalan ke luar pulau. Anda memutuskan untuk naik pesawat. Setelah check-in, Anda naik ke pesawat tanpa berpikir, seberapa aman pesawat yang sedang Anda tumpangi. Sebagian orang sempat berdoa sebelum pesawat take-off, tetapi mayoritas tidak. Sadarkah Anda bahwa Anda sedang menyerahkan kepercayaan absolut kepada sang pilot dan maskapai penerbangan? Pernahkah Anda khawatir Anda akan terpaksa merasakan hukum gravitasi di tengah langit bila ada yang tidak beres di mesin pesawat itu?

Oke lah, saya akui ini adalah perumpamaan yang agak paranoid. Sebenarnya maksud saya sederhana saja, yaitu bukan karena kita percaya bahwa banyak orang tidak layak dipercaya, lantas kewaspadaan kita otomatis menjadi meningkat.

Kebanyakan orang, berdasarkan pengalaman saya, benar-benar memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mempercayai apa yang mereka lihat dan apa yang mereka baca. Hal inilah yang menyebabkan para pelaku penipuan konsumen berhasil memperdayai mangsanya.

Sebagai tambahan, sebelum kita menuju bab berikut tentang contoh-contoh kasus penipuan konsumen, saya tekankan lagi bahwa penipu tidaklah sama dengan pelaku kejahatan fisik. Para penipu mendapatkan uang dari konsumen yang secara suka rela memberikan uang kepada mereka. “Seni” dari penipuan adalah bagaimana membujuk dan membuat konsumen merasa yakin bahwa mereka sedang melakukan hal yang cerdas, bukannya hal yang bodoh.

BAB 2 : Telemarketing & Berbagai Investasi Palsu

Di bab ini, kita akan membicarakan berbagai jenis penipuan telemarketing dan janji-janji investasi yang menyesatkan konsumen:

Anda Memenangkan Hadiah!

Contoh #1:

Sebuah perusahaan telemarketing mengi-rimkan surat kepada Anda, katanya Anda telah dipastikan mendapatkan salah satu dari lima hadiah ini:

1. Satu buah motor Honda.
2. Satu paket liburan impian.
3. Satu set home entertainment.
4. Uang tunai sebesar 5 juta rupiah.
5. Uang tunai sebesar 1 juta rupiah.

Apa yang akan Anda dapatkan adalah tergantung pilihan acak oleh komputer mereka. Namun, sebelumnya Anda harus membayar dahulu biaya promosi dan pajak sebesar 500 ribu. Mereka meyakinkan Anda bahwa 500 ribu ini masih lebih rendah dibanding nilai barang yang akan Anda dapatkan.

Tidak akan ada orang yang mendapatkan motor Honda, tidak juga hadiah uang tunai. Yang disediakan oleh perusahaan telemarketing ini hanyalah paket liburan dan home entertainment.

Namun, jangan salah, ternyata yang mereka maksud dengan liburan impian adalah beberapa lembar voucher hotel, tidak termasuk biaya perjalanan dan akomodasi. Dan apa yang mereka maksud dengan home entertainment adalah sebuah radio kecil dan sebuah speaker murah.

Bukannya untung, bila Anda mempercayai mereka, Anda akan berakhir dengan kerugian baik materi maupun waktu.

Contoh #2:

Anda mendapatkan sebuah surat, isinya adalah Anda beruntung terpilih untuk mendapat-kan hadiah sebuah jam tangan emas Rolex dari perusahaan mereka. Namun, sebelumnya Anda harus membayar terlebih dahulu biaya pengiriman, pajak hadiah, dan juga Anda harus membeli salah satu dari produk yang mereka jual kepada Anda. Produk yang mereka tawarkan adalah:

 Satu set multi vitamin, seharga 300 ribu.
 Satu set kosmetik, seharga 250 ribu.
 Sebuah kalung dengan batu kristal, seharga 750 ribu.
 Sebuah cincin emas, seharga 1,5 juta.

Staf dari perusahaan mereka menghubungi Anda, menjelaskan dan membujuk agar Anda bersedia membeli produk mereka, alasan-alasan mereka kedengarannya valid:

Perusahaan tentu saja membutuhkan penjualan agar biaya hadiah kami yang mahal bisa tertutupi.
Kami rasa pembelian dari Anda cukup fair, bagaimanapun Anda telah memenangkan sebuah jam yang sangat berharga.

Setelah Anda membayar, bila Anda berun-tung, mereka benar-benar akan mengirimkan produk yang Anda beli kepada Anda.

Namun, multi vitamin yang Anda terima hanyalah beberapa botol vitamin seharga kurang dari 100 ribu, kosmetik yang Anda terima juga jauh di bawah 250 ribu. Batu kristalnya ternyata palsu, dan nilai cincin emasnya pun jauh di bawah harga beli Anda.

Mengenai jam Rolex, mereka mengatakan stok sedang habis dan mereka akan segera mengirimkan kepada Anda bila barang sudah tiba.

Perusahaan telemarketing seperti ini tidak memiliki alamat yang tetap, modus operasi mereka terutama adalah menggunakan telepon. Bila target mereka sudah tercapai, mereka akan kabur dan pindah ke kota lain.


Menyumbang! Menyumbang!

Contoh #3:

Beberapa perusahaan telemarketing mengklaim mereka adalah representatif dari beberapa yayasan sosial ternama. Mereka akan menelepon ataupun menyurati Anda untuk memberikan sejumlah sumbangan dengan cara membeli produk dari mereka. Mereka mengatakan keuntungan dari penjualan produk mereka akan digunakan untuk diberikan kepada beberapa yayasan sosial yang bekerja sama dengan mereka.

Bukan hal yang aneh bila mereka mencoba menjual kepada Anda produk-produk umum dengan harga puluhan kali lipat harga yang wajar. Para konsumen yang membeli mengira mereka benar-benar sedang melakukan hal yang mulia.

Para telemarketer sering mengatakan bahwa keuntungan mereka akhirnya digunakan untuk:

 Membeli obat-obatan untuk sejumlah rumah sakit kecil ataupun puskesmas yang terletak di wilayah yang miskin.
 Bantuan beasiswa untuk anak-anak dari keluarga miskin.
 Membeli pakaian dan makanan bagi sejumlah panti jompo dan panti asuhan.
 Biaya pengobatan untuk para penderita sakit ginjal, ataupun penderita kanker yang tidak memiliki biaya pengobatan.

Kenyataannya, tidak ada uang yang akan disumbangkan. Tujuan mereka hanya satu, yaitu menjual produk yang mahal kepada Anda dan mendapatkan keuntungan yang besar untuk diri mereka sendiri.

Liburan Impian

Contoh #4:

Anda mendapatkan surat ataupun email, isinya adalah bahwa Anda telah terpilih sebagai orang yang beruntung untuk mendapatkan sebuah liburan impian. Anda akan mendapatkan perjalanan gratis dengan kapal pesiar mewah.

Nomor telepon yang mereka berikan kepada Anda dalam surat mereka biasanya adalah nomor 1-800-xxx. Begitu Anda menghubungi mereka, mereka akan menceritakan betapa beruntungnya Anda, sebab Anda adalah satu di antara sangat sedikit orang yang bisa mendapatkan liburan impian ke Bahama ataupun Karibia dengan biaya yang sangat rendah dibandingkan dengan biaya yang biasanya harus dibayar oleh turis biasa. Biasanya liburan dengan kapal pesiar ke tempat itu akan berkisar sekitar $2.500. Namun sekarang Anda dapat mengi-kutinya dengan hanya membayar biaya sekitar $388, $488, ataupun $588.

Mereka menekan Anda untuk segera “mengamankan” ataupun “meregistrasi” liburan ini dengan meminta nomor kartu kredit Anda. Mereka mengatakan bahwa biaya ini telah termasuk semua biaya akomodasi menuju dan dari Bahama ataupun Karibia. Mereka juga mengatakan bahwa Anda perlu membayar sekarang juga.

Bila Anda meminta waktu untuk berpikir ataupun surat tertulis dari mereka, respon mereka biasanya adalah:

 Promosi ini adalah sangat terbatas, hanya untuk beberapa orang yang beruntung saja.
 Bila Anda menunggu sampai surat kami sampai ke rumah Anda, tawaran ini pasti sudah habis diambil orang.

Begitu Anda memberikan nomor kartu kredit, Anda akan dialihkan kepada seorang “supervisor”, yang kenyataannya adalah seorang petugas di bagian departemen “verifikasi” mereka, orang yang akan mengkonfirmasikan detail penjualan ini.

Tidak seperti pembicaraan sebelumnya, percakapan Anda dengan petugas verifikasi adalah direkam dalam kaset. Mereka akan menanyakan lagi nomor kartu kredit Anda, menjelaskan secara singkat paker liburan ini, dan mengingatkan kepada Anda bahwa pembelian ini adalah non-refundable.

Nyatanya, sebenarnya biaya yang Anda bayar ini sama sekali bukan untuk biaya perjalanan liburan impian yang Anda bayangkan. Porsi terbesar dari uang ini akan digunakan untuk menggaji pemilik ide dan para telemarketer. Untuk $388, $488, dan $588 yang Anda bayarkan, apa yang akan Anda dapatkan hanyalah sebuah paket berisi video, sejumlah brosur iklan liburan, dan beberapa lembar voucher untuk kapal pesiar Bahama dan Karibia.

Kredit! Kredit!

Contoh #5:

Anda mendapatkan surat ataupun email:

Dengan bersemangat, Anda segera meng-hubungi mereka. Mereka menjanjikan Anda sebuah kartu kredit dari Master Card ataupun Visa, limit sebesar $5.000. Tidak mungkin ditolak, tidak masalah apakah Anda memiliki catatan kredit buruk di masa lalu ataupun tidak.

Mereka menyuruh Anda membayar biaya proses sebesar $149,95 baik dengan debit maupun dengan menggunakan kartu kredit yang sedang Anda miliki.

Setelah itu, mereka akan mengirimkan sebuah paket kepada Anda. Isinya adalah sebuah kartu anggota belanja dan sebuah katolog. Anda disuruh untuk berbelanja minimal $400 untuk barang-barang yang telah di-mark-up di katalog tersebut, setelah itu baru aplikasi kartu kredit Anda dapat diproses.

Setelah Anda berbelanja, akhirnya mereka akan mengirimkan beberapa lembar formulir aplikasi kartu kredit kepada Anda. Anda harus mengurus sendiri aplikasi tersebut, dan “garansi” yang mereka janjikan sebelumnya sama sekali tidak benar.

Contoh #6:

Suatu hari, Anda mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku berasal dari lembaga perbankan negara. Mereka mengklaim bisa membersihkan catatan buruk apapun sehubungan dengan sejarah kredit Anda. Kemudian Anda pun melakukan percakapan dengan mereka:

Anda : “Jadi kalian akan memperbaiki catatan kredit saya?”
Penipu : “Benar sekali. Kami bisa memperbaiki catatan kredit Anda secara legal, tidak masalah seburuk apapun catatan Anda.”
Anda : “Ya, sebenarnya sekarang pun saya sedang bermasalah dengan cicilan ...”
Penipu : “Tidak masalah, apapun yang sedang Anda hadapi, kami sanggup memper-baikinya. Anda bahkan tidak perlu melunasi tagihan dan pajak terhutang sebelumnya.”
Anda : “Jadi sekalipun saya memiliki setumpuk catatan hitam kredit, Anda tetap bisa memperbaikinya?”
Penipu : “Saya ulangi sekali lagi, tidak penting seburuk apapun catatan kredit Anda, kami bisa secara legal menghapus-kannya dari catatan perbankan.”
Anda : “Wah, apa yang sebenarnya kalian lakukan, mencuri komputer mereka?”
Penipu : “Kami menggunakan Undang-Undang Pelaporan Kredit, yang telah disetujui oleh Pemerintah. UU tersebut dapat memaksa perbankan untuk menghapus sejumlah catatan buruk konsumen tentang kredit mereka seandainya pihak perbankan belum memiliki bukti kuat akan kejahatan yang disengajai konsumen.”
Anda : “Ehm…. Seberapa besar harapan untuk berhasil?
Penipu : “Dari pengalaman kami, tingkat keefektifan sistem kami adalah setidaknya 95%, itu pun masih cukup konservatif.”
Anda : “Jadi, apa yang perlu saya lakukan sekarang?”
Penipu : “Anda perlu membayar dahulu biaya aplikasi. Harganya hanya $200. Angka ini tidak ada artinya dibanding dengan manfaat yang bisa Anda terima nantinya.”
Anda : “Kapan saya bisa mendapatkan hasilnya?”
Penipu : “Biasanya kami sudah berhasil membersihkan catatan kredit klien kami dalam waktu 45 hari, walaupun beberapa orang membutuhkan waktu yang lebih lama, seperti enam sampai delapan bulan.”

Bila pembicaraan berlangsung lebih lama, dan Anda kemudian memberikan uang Anda kepada mereka, Anda tidak akan mendengar suara mereka lagi. Tidak ada yang namanya lembaga pembersih catatan kredit konsumen!

Contoh #7:

Anda membaca di koran:

Setelah Anda menelepon mereka, mereka mengatakan bahwa nilai pinjaman maksimal adalah sebesar beberapa ribu dolar. Namun Anda harus membayar biaya aplikasi sebesar beberapa puluh sampai beberapa ratus dolar di muka.

Target dari operasi ini adalah mereka yang sedang dalam krisis finansial, seperti mereka yang sedang kehilangan pekerjaan, orang-orang yang memiliki sejarah kredit yang buruk, ataupun mereka yang sedang kepepet mem-butuhkan uang.

Kenyataannya, walaupun memang setiap proses peminjaman uang akan membutuhkan biaya aplikasi, biaya tersebut tidak perlu dibayar di muka. Anda hanya perlu membayar bila aplikasi Anda telah diterima dan orang yang memberikan pinjaman sudah jelas orangnya.

Untuk kasus di mana biaya aplikasi harus dibayar di muka, maka uang yang Anda bayar akan masuk ke kantong para penipu (agen pinjaman palsu), bukannya masuk ke kantong pemberi pinjaman yang sebenarnya, dan keseluruhan kegiatan loan-brokering ini pada dasarnya adalah penipuan belaka.

Kami Datang Untuk Membantu…

Contoh #8:

Dunia penipu terdiri dari orang-orang yang sering kali sudah saling kenal, alias teman sendiri. Para penipu kemudian pun melakukan jual beli daftar prospek, orang-orang yang telah mereka tipu. Mereka menyadari bahwa ada kecenderungan bahwa orang yang pernah tertipu cenderung untuk bisa kembali ditipu.

Seorang nenek, yang dalam suatu penipuan telemarketing mengalami kerugian yang sangat besar, suatu hari didatangi oleh seorang pemuda dengan penampilan yang rapi. Pemuda tersebut mengaku berasal dari tim investigasi polisi divisi penipuan konsumen. Pekerjaannya adalah mendata kerugian konsumen, mencari para penjahat, dan mengembalikan uang hasil penipuan kepada konsemen.

Untuk jasa tersebut, konsumen perlu mem-bayar sejumlah uang di muka. Nenek tersebut membayar uang muka yang diminta, dan tidak pernah didatangi pemuda tersebut lagi.

Ingat:

Memang benar ada polisi ataupun aparat yang bekerja keras mencari para pelaku penipuan. Namun mereka tidak seharusnya meminta fee apapun kepada para korban, apalagi minta di muka.

Ini Yang Paling Amoral!

Contoh #9:

Sekelompok penipu memiliki spesialisasi untuk mencari rezeki dari orang-orang yang baru meninggal. Tentu saja, mereka tidak men-dapatkan uang dari sang almarhum, mereka mencarinya dari keluarganya.

Beberapa hari setelah upacara pemakaman, para penipu akan mendatangi keluarga tersebut dan menunjukkan tagihan bahwa sang almarhum beberapa minggu lalu sempat membeli barang dari mereka dan belum melunasinya. Mereka berbicara dengan penuh empati dan turut berduka cita atas kematian almarhum.

Biasanya tagihan mereka tidak amat besar, dan pihak keluarga korban dalam suasana itu akan cenderung membayar tagihan yang diminta.

Berbagai Taktik Penekanan

Contoh #10:

Para telemarketer tidak selalu bicara dengan cara yang simpatik. Bila dibutuhkan, mereka juga bisa bicara dengan penuh tekanan dan paksaan. Suatu ketika, Anda akan mendengar kata-kata semacam ini:

 Cukup! Kamu adalah seorang pengusaha. Kamu membuat keputusan setiap hari. Kamu tidak menjadi kaya karena sifat ragu-ragumu. Sekarang putuskanlah, mari kita transaksi!
 Kesempatan ini hanya untuk jumlah orang yang sangat terbatas!
 Menunda berarti Anda akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan karena pasar sedang bergerak dengan kencang.
 Kesempatan ini hanya akan tersedia sampai hari ini. Besok pasti sudah tidak ada lagi.
 Sekarang pergilah ke bank. Ambil uangnya dan segera hubungi saya!
 Tidak ada uang? Pinjamlah dengan orang! Kamu bisa membayarnya nanti dengan keuntungan yang akan kamu dapatkan.

Penerbit Gadungan

Contoh #11:

Sejumlah orang selalu bermimpi untuk menjadi seorang penulis. Mereka mengira para penulis buku adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan dan kemampuan luar biasa. Orang-orang ini tidak menyadari kenyataan bahwa penulis buku hanyalah orang biasa, bedanya adalah mereka bersedia menuliskan cerita-cerita ataupun pengetahuan yang mereka ketahui untuk dibagikan kepada orang lain.

Para penipu yang melihat kesempatan ini, mengiklankan kesempatan ini di berbagai media lokal dan mulai mencari penulis berbakat di masyarakat. Anda mungkin pernah membaca:

Setelah Anda menghubungi mereka, mereka akan menyuruh Anda memberikan naskah untuk dibaca oleh “redaktur” mereka. Setelah beberapa minggu, mereka akan menghubungi Anda, mengatakan bahwa naskah Anda cukup bagus.

Perbedaan penerbit yang legal dan gadungan adalah apa yang mereka katakan setelah naskah Anda dianggap bagus…

Penerbit gadungan menjanjikan royalti tertentu kepada Anda, namun mereka juga mengatakan kepada Anda bahwa sebelum naskah Anda bisa diterbitkan, naskah Anda perlu diedit terlebih dahulu. Biaya edit per halaman adalah Rp xxx, yang harus Anda bayar di muka. Selain itu, Anda juga harus membayar berbagai biaya tambahan sebelum buku Anda bisa diterbitkan dan dijual di pasaran.

Bila Anda ternyata cukup naif dan mempercayai mereka, habislah uang Anda. Kenyataannya, penerbit gadungan nyaris tidak pernah menolak naskah, kecuali naskah Anda benar-benar sedemikian buruknya dan tidak mungkin diedit oleh “redaktur” mereka.

Tidak ada yang namanya penulis membayar penerbit. Penerbitlah yang seharusnya membayar penulis! Memang benar ada yang namanya biaya edit naskah, namun itu adalah bagian dari ongkos produksi penerbit, bukan beban penulis.

Di Indonesia, penulis buku biasanya bisa mendapatkan royalti antara 8% sampai 15% dari harga jual buku, tergantung kesepakatan bersama.

Agen Hak Paten Palsu

Contoh #12:

Setiap tahun, puluhan ribu manusia cerdas yang berhasil menemukan teknologi ataupun ide baru bercita-cita untuk mendapatkan hak paten atas penemuan mereka.

Memang ada sejumlah perusahaan legal yang menawarkan jasa hak paten ataupun penjualan penemuan ke berbagai manufaktur untuk komersialisasi penemuan tersebut.

Sayangnya, ada juga perusahaan yang diciptakan dan dikelola oleh mereka-mereka yang tidak punya itikad baik, alias para penipu.
Para agen-agen palsu ini, selain secara bersemangat membujuk para penemu men-daftarkan hak paten mereka, tentu saja dengan membayar terlebih dahulu, mereka juga membuat klaim palsu dan berlebihan atas prospek potensial pasar yang bisa dilayani oleh penemuan baru para langganannya. Setelah menerima bayaran, mereka tidak selalu menghubungi manufaktur untuk menjual penemuan klien mereka, lebih seringnya, uang yang mereka terima mereka gunakan untuk membayar diri sendiri dan sejumlah karya-wannya.

Kenyataannya, sangat sedikit penemuan baru yang akhirnya sukses di pasar setiap tahun, dan sebuah hak paten tidak selalu meningkatkan kemungkinan sukses Anda di pasar komersial.


Menjual Copyright

Contoh #13:

Beberapa tahun yang lalu, saat saya sedang di sebuah toko majalah, saya melihat sebuah majalah asing, judulnya Small Business Opportunities (SBO), saya membaca beberapa halaman darinya, dan terkesan dengan salah satu tawarannya:

Di iklan itu, pemiliknya mengatakan hal-hal semacam ini:

 “Bila Anda memang menginginkan uang gampang yang banyak, inilah caranya. Tidak ada cara yang lain!”
 “Beberapa tahun terakhir ini, saya menjual manual dengan topik yang diinginkan masyarakat dengan harga yang terjangkau, antara $15 sampai $50 per manual. Saya mengiklankan diri di berbagai majalah di seluruh negeri ini.”
 “Biaya produksi per manual sangatlah rendah, cuma beberapa puluh sen, keuntungan dari bisnis ini adalah sangat luar biasa.”
 “Keuntungan per bulan yang bisa Anda dapatkan setidaknya mencapai beberapa ribu dolar, minimal!”
 “Karena keberhasilan saya, saat ini saya adalah pembicara dengan harga per jam yang sangat tinggi, saya tidak perlu lagi menggeluti bisnis penjualan manual.”
 “Saya akan membatasi pembeli dari copyright manual saya. Tentunya saya tidak ingin melihat persaingan yang terlalu besar karena banyaknya penjual manual yang sama di negeri ini. Hanya Anda yang bereaksi cepatlah yang akan mendapatkannya. Bagi yang terlambat, saya akan mengembalikan uang Anda.”
 “Hubungi saya sekarang! Anda akan kaya lewat usaha penerbitan ini.”

Di kemudian hari, saya baru tahu bahwa ternyata manual yang dia maksud terdiri dari informasi-informasi umum tentang motivasi, keuangan, dan pengembangan diri yang tersedia secara berlimpah di berbagai toko buku.

Menurut pengakuan dari orang-orang yang membeli copyright dari pemasang iklan tersebut, manual-manual yang mereka cetak tidaklah gampang dijual, banyak orang lebih cenderung membaca buku-buku pengembangan diri klasik di toko buku daripada manual mereka. Klaim bahwa dia akan mengembalikan uang bagi orang yang membeli belakangan juga tidak terbukti!

Pelajarannya:

Bukan karena Anda membaca sebuah tawaran dari sebuah majalah ataupun koran yang legal, lantas apa yang Anda baca otomatis juga pasti legal dan jujur. Majalah dan koran tidak akan memverifikasi kejujuran jenis usaha yang membeli ruang iklan dari mereka. Lebih sering daripada tidak, pihak majalah dan koran sendiri juga tidak tahu apa sebenarnya yang dilakukan oleh customer mereka, para pemasang iklan.

Mungkin Anda masih ingat, beberapa tahun yang lalu, sebuah perusahaan yang mengaku dari Jepang, kalau tidak salah namanya G-Cosmos. Mereka memasang iklan besar-besaran hampir setiap hari di koran terbesar di Indonesia, Kompas. Mereka menawarkan kesempatan investasi dengan imbal hasil 10% sampai 30% dari investasi kita. Alamat mereka juga terletak di salah satu gedung perkantoran elit di Jakarta, yang mereka SEWA tentunya. Beberapa bulan setelah itu, perusahaan itu hilang entah ke mana… Investor tidak cuma rugi, tetapi juga terpukul secara psikologis karena kebodohan yang telah mereka lakukan.


Melipat Amplop, plop, plop…

Contoh #14:

Apakah Anda pernah membaca iklan ini?

Untuk orang yang pertama kali membaca, bayangan kita adalah kita akan dikirimkan sekotak brosur bersamaan dengan amplop, kita melipat brosur/kertasnya, masukkan ke amplop, kirimkan ke mereka, dan, yes…, mereka akan membayar kita.

Namun, kenyataannya tidaklah sedemikian sederhana… Ada dua skenario umum dari apa yang akan terjadi:

Pertama, Anda akan menerima kiriman dari mereka, isinya adalah sejumlah brosur dan pesan untuk menyuruh Anda memasang iklan di koran lokal Anda dengan isi yang persis sama dengan iklan yang Anda baca. Ya, benar, Anda harus mencari peserta baru dari program ini. Di iklan yang Anda pasang, Anda perlu menekankan bahwa mereka perlu menyertakan sebuah amplop beserta perangko bila ingin dibalas.

Uang dari pembaca harus disetor kembali ke pemilik program, sedangkan yang Anda kem-balikan ke pengirim adalah amplop mereka beserta brosur yang sudah Anda lipat. Untuk setiap amplop yang Anda kirim, Anda akan dibayar $2 seperti yang sudah mereka janjikan….
Skenario kedua, mereka akan mengirim sejumlah brosur umum dan amplop kepada Anda, dan mengatakan bahwa Anda akan dibayar bila pelipatan dan penyusunan amplop Anda memenuhi standar mereka. Biaya pengiriman kembali adalah ongkos Anda sendiri. Akhirnya, tentu saja, tidak akan ada hasil kerja Anda yang memenuhi standar mereka. Tidak akan ada bayaran dari mereka.

Ingatlah satu hal, membayar orang untuk melipat kertas dan memasukkannya ke amplop adalah gagasan yang gila, bila Anda sendiri tidak akan melakukannya, orang lain juga tidak. Jangan mempercayai iklan-iklan seperti itu. Sudah ada mesin yang dirancang khusus untuk melakukan pekerjaan itu, harganya juga jauh lebih murah dibanding dengan membayar tenaga manusia.

Membaca & Menjadi Kaya???

Contoh #15:

Seseorang menelepon ataupun mengirim surat kepada Anda, katanya mereka mewakili sejumlah penerbit buku di negeri ini. Mereka mengklaim para penerbit bersedia membayar bila Anda membaca buku yang akan mereka terbitkan dan memberi komentar sebelum buku tersebut naik cetak. Anda akan dibayar berdasarkan jumlah kata yang ada dalam buku itu.

Biaya untuk menjadi “pembaca professional” adalah Rp. 75.000,- Anda hanya perlu membayar sekali dan akan menjadi anggota klub mereka seumur hidup.

Apa yang akan Anda terima nantinya adalah sekumpulan nama Penerbit di Indonesia, sebagian ada alamatnya, sebagian lagi bahkan tidak ada alamatnya. Bila Anda menghubungi penerbit yang bersangkutan, Anda baru sadar bahwa tidak ada lowongan untuk menjadi pembaca profesional.

Beasiswa Untuk Buah Hati Anda

Contoh #16:

Biaya pendidikan yang semakin lama semakin tinggi adalah fenomena di berbagai negara, bukan cuma Indonesia. Sejumlah telemarketer yang jeli melihat hal ini sebagai sebuah kesempatan penipuan yang menjanjikan.

Beberapa dari mereka mulai menelepon ataupun menyurati Anda, mereka mengklaim bahwa mereka berasal dari organisasi non-profit. Misi mereka adalah membantu pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Mereka menjanjikan Anda bahwa apapun keadaan dan prestasi dari anak Anda, dia dapat memperoleh beasiswa, baik dari pemerintah, Bank Dunia, IMF, ataupun berbagai perusahaan swasta besar lainnya. Mereka mengklaim bahwa setiap tahun organisasi-organisasi ini me-nyediakan milyaran dolar untuk membantu para anak sekolahan maupun mahasiswa di seluruh dunia untuk mendapatkan beasiswa. Yang Anda perlukan untuk mendapatkannya hanyalah akses. Merekalah aksesnya!

Supaya anak Anda dapat memperoleh beasiswa, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mendaftarkan anak Anda di program aplikasi mereka. Biayanya berkisar beberapa ratus sampai ribuan dolar. Seandainya beasiswa anak Anda ditolak, uang yang Anda bayarkan akan dikembalikan.

Tentu saja, jangan harap Anda akan mendapatkannya. Untuk uang yang telah Anda bayar, apa yang kemudian akan Anda dapatkan adalah sebuah daftar berisi alamat-alamat sekolah dan universitas yang menawarkan beasiswa. Semua proses aplikasi harus Anda lakukan sendiri. Sama sekali tidak akan ada bantuan dari mereka. Beberapa alamat yang mereka berikan bahkan adalah fiktif.


Pekerjaan Impian

Contoh #17:

Iklan-iklan semacam ini menarik perhatian dari jutaan orang di dunia, semuanya dengan cita-cita yang sama: mendapatkan penghasilan yang lebih besar dan mendapatkan kesempatan untuk mengelilingi dunia.

Sayangnya, cita-cita dan harapan inipun adalah kesempatan bisnis bagi sejumlah tele-marketer amoral. Mereka biasanya menagih biaya pendaftaran sebesar beberapa puluh dolar sampai ke ratusan dolar untuk “jasa” mereka.

Untuk biaya yang Anda bayar, nantinya Anda akan mendapatkan sebuah paket, isinya adalah deskripsi tentang alamat dari para perusahaan kapal pesiar dan tips untuk melamar ke sana. Semua biaya dan proses aplikasi adalah tanggung jawab Anda sendiri.

Ada juga kasus di mana para telemarketer mendapatkan sebuah pekerjaan untuk Anda, baik benar-benar di kapal pesiar maupun di tempat lainnya (darat), mereka akan mengatakan kepada Anda bahwa ada biaya lainnya yang perlu Anda bayar: Visa, tiket, akomodasi, dll. Semua biaya tersebut sudah di mark-up secara drastis. Gaji Anda nantinya juga akan dipotong untuk mereka. Pada akhirnya, angka final yang harus Anda bayar mencapai ribuan dolar! Mereka tidak mengata-kannya sebelumnya…

Warisan Terkutuk…

Contoh #18:

Sebuah jam dinding yang mati sekalipun bisa menunjukkan waktu secara akurat dua kali dalam sehari, apalagi kata-kata orang yang hidup. Semakin banyak kata-kata dan kemungkinan yang diucapkan, semakin besar kemungkinannya untuk “akurat.”

Inilah yang dimanfaatkan oleh sejumlah penipu dengan kedok peramal (Saya tidak mengatakan semua peramal adalah penipu, maksud saya ada penipu yang menyamar sebagai peramal).

Target dari para penipu yang menyamar sebagai peramal ada banyak sekali, berikut adalah salah satu ilustrasi:

Seorang wanita yang tampak bingung dan sedih mencari bantuan dari seorang peramal jalanan yang dia temui. Setelah bincang-bincang, peramal tersebut bertanya kepada wanita tersebut apakah akhir-akhir ini dia mendapatkan sejumlah uang dadakan? Setelah berpikir sejenak, wanita tersebut mengakui bahwa dua bulan lalu dia mendapatkan sejumlah warisan dari orang tuanya yang baru meninggal.

Peramal tersebut langsung beraksi, dia mengatakan bahwa uang tersebut datang dari sumber yang kurang “bersih”, ada kemungkinan uang tersebut didapat dengan cara yang kurang baik. Dia mengatakan bahwa uang tersebut harus segera dibersihkan, dia pun menyuruh wanita tersebut mengambil uang dari bank dan membawa kepadanya. Setelah sejumlah upacara, peramal mengatakan bahwa sebagian uang tersebut harus disumbangkan ke berbagai yayasan sosial, sebagian lagi harus dikubur di dalam tanah selama beberapa minggu, sisanya baru bisa digunakan. Bila tidak, nasib buruk akan terus menghantui wanita tersebut.

Uang yang ditanam di dalam tanah ini tentunya tidak akan terlalu lama di dalam tanah. Setelah wanita yang kebingungan itu pergi, peramal tersebut juga akan pergi, bersamaan dengan uang yang dia gali dari tanah tersebut.


Bintang Muda Berbakat

Contoh #19:

Berbagai acara reality show yang kita lihat di televisi beberapa tahun terakhir ini telah menjadi inspirasi bagi sejumlah perusahaan pencarian bakat gadungan untuk mengail di air keruh.

Orang tua manapun berharap anak mereka bisa menjadi terkenal, muncul di televisi, dan syukur-syukur sudah menghasilkan banyak uang di saat umur mereka masih kecil.

Beberapa penipu kemudian mendirikan perusahaan pencarian bakat. Mereka mengklaim bahwa mereka telah bekerja sama dengan berbagai Production House dan sudah meng-orbitkan beberapa bintang muda berbakat. Foto dari beberapa bintang baru dipajang di kantor mereka untuk membuat orang tua anak terkesan.

Mereka menawarkan kepada orang tua anak untuk mengikutkan anak mereka ke dalam program pelatihan akting dan modeling mereka, tentu saja dengan biaya kursus setinggi langit. Bila anaknya berhasil, kontrak dengan beberapa PH ternama tinggal menunggu waktu.

Sesungguhnya, yang mereka lakukan kemudian adalah menyewa sejumlah aktor amatiran dan beberapa guru self-development yang kurang profesional untuk mendidik anak-anak dari klien mereka. Di akhir pelatihan, tidak akan ada anak-anak tersebut yang akan mendapatkan kontrak dari PH.


Not-So-Secure Securities…

Contoh #20:

Sebenarnya aneh juga, dalam bahasa Inggris: saham, obligasi, dan berbagai produk-produk derivatif di pasar modal disebut dengan securities. Kenyataan yang kita ketahui, produk-produk seperti ini sangatlah jauh dari aura “aman (secure).”

Penipu tidak selalu mengoperasikan skala perusahaan mereka dalam lingkup kecil. Ada juga penipuan skala yang lebih besar, sangat besar. Anda masih ingat skandal Enron dan WorldCom?

Ya, dua yang barusan adalah penipuan skala raksasa. Kita lihat yang lebih kecil saja. Anda tahu nama-nama berikut ini?

 Concept Technologies Group Inc.
 Diamond Entertainment Corp.
 First Chesapeake Financial Corp.
 Futurebiotics Inc.
 Immunotherapeutics Inc.
 International Franchise System Inc.
 Las Vegas Entertainment Network Inc.
 Officeland Inc.
 Red Hot Concepts Inc
 Sanyo Industries Inc.
 U.S. Transportation Systems Inc.
 International Thoroughbred Breeders Inc.

Mereka semuanya terdaftar di NASDAQ, QTC, dan AMEX sebagai perusahaan publik. Namanya juga keren-keren, bukan begitu?

Selama tiga tahun, perusahaan-perusahaan di atas telah menyebabkan kerugian sebesar lebih dari US$106 juta uang investor yang mempercayai rekomendasi dari mereka untuk melakukan pembelian ataupun penjualan saham.

Contoh #21:

Bagaimana kalau seseorang mengatakan dia bisa menebak secara pasti gerakan dari suatu saham ataupun indeks saham tertentu? Apakah Anda mempercayainya?

Suatu hari, Anda mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku berasal dari perusahaan investasi pribadi. Dia mengklaim perusahaannya memiliki tim research yang kompeten dan profesional, bahwa analisa mereka memiliki tingkat keakuratan yang sangat tinggi.

Tentu saja, siapapun akan sinis dan skeptis dengan klaim seperti ini pada awalnya. Selama berminggu-minggu, orang ini akan terus menerus menghubungi Anda untuk memberikan rekomendasi tertentu.

Suatu hari, mereka menghubungi Anda, mengatakan bahwa minggu ini indeks Hang Seng akan naik. Satu minggu berlalu, indeks Hang Seng ternyata memang naik.

Beberapa hari lagi, mereka kembali menghubungi Anda, katanya indeks Hang Seng masih akan naik minggu ini. Anda menunggu, dan mereka benar. Indeks memang naik.

Dua minggu kemudian, mereka mengatakan kepada Anda indeks akan turun. Anda kembali menunggu, kali ini sudah mulai serius… Indeks memang turun minggu itu! Anda menjadi bersemangat dan ingin mendengar lebih banyak. Sudah saatnya untuk invest! Waktunya telah tiba untuk untung besar!

Anda tahu apa yang sebenarnya dilakukan orang itu? Bagaimana mungkin dia bisa begitu akurat? Ada banyak teknik untuk berbohong, salah satunya adalah ini:

Mula-mula, mulailah dengan mencari 200 prospek orang berduit. Katakan kepada 100 orang bahwa indeks akan naik, katakan kepada 100 lainnya bahwa indeks akan turun. Setelah 1 minggu, bila indeks naik, coret 100 nama yang kemarin Anda hubungi bahwa indeks akan turun, mereka tidak akan percaya lagi.

Ulangi proses ini, dari sisa 100 orang, katakan kepada 50 orang indeks akan naik, katakan kepada 50 orang lainnya indeks akan turun. Bila indeks masih naik dalam kurun waktu itu, coret lagi 50 orang yang berada di daftar indeks turun.

Di percobaan ketiga, Anda memiliki 50 orang prospek, katakan kepada 25 orang bahwa indeks akan naik, katakan lagi kepada 25 orang sisanya bahwa indeks akan turun. Di akhir percobaan, Anda akan mendapatkan 25 orang yang akan menganggap Anda sebagai Dewa Saham. Mendapatkan dana dari mereka tidak akan terlalu sulit lagi…

Bila Anda terkagum-kagum atas keakuratan mereka, berarti Anda adalah salah satu dari ke-25 prospek yang “beruntung” itu.

Setelah itu, perusahaan itu akan mengajak Anda untuk bergabung dengan mereka. Keuntungan yang didapatkan akan dibagi sesuai kesepakatan bersama. Kadang-kadang, dana yang Anda setor benar-benar digunakan untuk perdagangan saham ataupun derivatifnya. Namun, cukup sering juga, dana yang Anda setor akan menjadi sumber uang untuk membiayai kehidupan ekstra mewah mereka.


Genius Real Estate

Contoh #22:

Stephen Murphy, mengklaim dirinya sebagai pengganti Donald Trump di Amerika. Dia menulis buku “One Up On Trump”, dan juga 10 buku lainnya tentang real estate dan motivasi.

Dalam buku-buku, iklan, dan seminarnya, dia menggambarkan dirinya sebagai veteran perang Vietnam dan pemabuk yang berhasil menjadi kaya lewat bisnis real estate. Kekayaannya dibangun lewat perusahaannya, American Capital Investments Inc.

Apa yang sebenarnya dia lakukan? Dia mengumpulkan uang dari publik untuk membeli gedung-gedung komersial dan perkantoran, dengan menyembunyikan fakta tentang transaksinya. Sering kali dia menyatakan bahwa sudah ada pembeli berikut yang sedang antri untuk membeli dan para investor yang menyetor uang kepadanya akan mendapatkan keuntungan bahkan dalam waktu kurang dari 30 hari. Dia juga berulang kali memisrepresentasikan keuntungan dari bangunan yang dia beli, dan kadang-kadang menjual kepada publik porsi-porsi bangunan yang bahkan tidak dia miliki.

Dengan buku-buku yang dia tulis, beserta dengan seminar yang dia lakukan, dia berhasil mengumpulkan lebih dari $18 juta. Investornya pada akhirnya kehilangan lebih dari $10 juta.

Genius ini akhirnya dinyatakan bersalah atas enam jenis tuntutan, sayangnya uang investor tidak dapat dikembalikan seluruhnya lagi.
Pesulap Jalanan

Contoh #23:

Seorang wanita setengah baya sedang jalan di sebuah Mall, kemudian seorang Ibu muda menghampirinya dengan ramah. Mereka kemudian mulai berteman, berngobrol dengan akrapnya.

Setelah itu, seorang wanita muda lainnya datang mencari pemilik dari sebuah tas yang dia pegang. Mereka bertiga pun membuka tas itu, ternyata tas itu berisi setumpuk uang tunai.
Mereka mulai bingung apa yang harus mereka lakukan, namun tentu saja mereka ingin membagi uang tersebut.

Tentu saja, kedua wanita muda itu adalah teman sekongkolan, misi mereka adalah menjebak wanita tua itu untuk mendapatkan sejumlah uang darinya.

Salah satu wanita muda mengaku dia bekerja di perusahaan pengacara. Dia mengambil teleponnya dan mulai menghubungi kantornya. Setelah itu, dia mengatakan bahwa menurut hukum, bila mereka mau membagi uang tersebut, mereka harus bisa membuktikan bahwa mereka masing-masing memiliki cukup banyak uang untuk “menghidupi diri sendiri” saat pengacara mencoba mencari pemilik yang sebenarnya. Katanya, pengacara di kantornya merekomendasikan mereka agar masing-masing menyetor sejumlah uang tertentu untuk membuktikan itikad baik dan sebagai bukti bahwa mereka memang memiliki cukup uang untuk bertahan selama masa tunggu.

Maka mereka pun pergi ke ATM dan mengambil sejumlah uang. Uang itu mereka campur bersama uang di tas yang mereka temukan. Setelah itu, dengan ketrampilan lapangan yang telah mereka latih, kedua wanita muda itu akan mengganti tas itu dengan tas lainnya yang serupa yang sudah mereka siapkan sebelumnya. Wanita tua itu, akhirnya akan disuruh menyimpan tas palsu yang berisi kertas-kertas bekas. Setelah sampai di rumah, wanita tua itu baru sadar telah ditipu…


Nigerian Fraud

Contoh #24:

Skema penipuan ini membidik warga kelas menengah, usia pertengahan, para pengusaha ataupun profesional yang biasanya lebih sulit ditipu. Nilai kerugian yang disebabkan skema ini diperkirakan mencapai $1 juta setiap hari di Amerika Serikat saja, belum termasuk negara lain. Anda harus hati-hati bila mendapat fax, email, ataupun surat seperti contoh berikut:

Lagos, Nigeria
Kepada : Pimpinan Perusahaan / CEO xxx-xxx Yang Terhormat,

Proposal Rahasia

Setelah berkonsultasi dengan sejumlah rekan saya dan informasi yang saya dapatkan dari Kamar Dagang dan Industri Nigeria, saya memutuskan untuk meminta bantuan Anda agar kami dapat mentransfer dana sebesar US$50.000.000,- (lima puluh juta dolar Amerika) ke rekening Anda.

Dana di atas adalah akibat tagihan ganda yang kami lakukan terhadap sebuah kontraktor luar negeri sekitar lima tahun lalu. Dana tersebut kemudian ditahan oleh Bank Sentral Negeria sejak saat itu.

Sekarang dana itu sudah dapat ditransfer ke luar negeri dan untuk itulah kami membutuhkan Anda. Sangatlah penting untuk diketahui bahwa kami sebagai warga negara Nigeria tidak diperkenankan untuk memiliki rekening di luar negeri. Dana yang akan kami transfer akan dibagi dengan komposisi berikut: 70% untuk kami, 25% untuk Anda, dan 5% untuk berbagai biaya lokal maupun internasional yang akan keluar akibat proses transfer ini.

Namun, menurut hukum yang berlaku di Nigeria, untuk melaksanakan transfer ini, Anda perlu membuka dahulu sebuah rekening di Nigeria dengan saldo minimal US$100.000,-

Bila Anda setuju dengan kesepakatan ini, kami sangat menantikan kehadiran Anda di Lagos, dan saat itu saya akan memperkenalkan Anda kepada representatif dari NNPC, termasuk juga para pejabat di Bank Sentral Nigeria.

Tolong hubungi kami secepatnya di nomor xxx-xxx. Waktu adalah hal yang sangat penting bagi kami untuk menyelesaikan proses transfer ini secepatnya.

Hormat Kami,
Dr Albu Arhu


Ada berbagai skenario untuk memancing Anda mengeluarkan uang. Untuk keamanan Anda, hal yang paling penting untuk Anda ingat adalah bahwa apapun yang mereka katakan, Anda tidak perlu mendengarkannya. Tidak usah menggubris surat ataupun email seperti ini.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar