Senin, 10 Juli 2017

Kereta Mulai Laju, Tuan


1
Tuan, tidakkah engkau ingin bersama kami naik kereta?
Naik Kereta Muamalah, Tuan
Mesin lokomotif sudah menderu, lho
Gerbong sambung-menyambung
Lihatlah, para penumpang sudah berbilang
Kereta mulai laju, Tuan
Ayolah, Tuan. Segeralah naik
Naiklah Kereta Muamalah bersama kami, menuju Kemenangan
2
Maksud Tuan bukan sekarang?
Tuan tidak khawatir ketinggalan kereta, ya?
Memang Tuan dapat menjamin umur Tuan masih ada sampai besok, apa?
Mengapa Tuan mikir harus pakai pantalon segala, berdasi pula?
Ketahuilah, Tuan, di antara kami malah ada yang tidak cukup bekal
Ada yang tidak bersepatu
Tak perlu necis, Tuan!
Tidak harus berdandan dulu!
3
Oh, ini beda, Tuan. Bukan seperti yang itu, Tuan
Tuan juga tidak harus membeli tiket
Oke nih, Tuan ikut serta bersama kami?
Naik sajalah. Ayo!
Mengapa Tuan masih juga ragu?
Ha, Tuan takut rupanya.
Tuan takut apa? Siapa yang Tuan takuti?
Semestinya hanya kepada Allah-lah Tuan takut
4
Berat? Insya Allah tidak, Tuan. Muamalah itu mudah
Kalau memang ada kesulitan, Tuan, bukankah inna maa al-’usri, yusra
Beserta kesulitan ada kemudahan. Begitu kan, Tuan?
Jadi, tunggu apa lagi, Tuan?
Oh ya, ini info hanya untuk Tuan
Ini seruan hanya untuk orang-orang luar biasa
Bagi para pemberani
Tuan, seorang pemberani, kan?
5
Baiklah, bila itu keputusan Tuan
Kami tidak akan memaksa
Janganlah Tuan beserta kami karena terpaksa
Tapi maaf, Tuan, kami tidak akan melayani Tuan berdebat
Maaf. Sekali lagi maaf, Tuan
Kami tidak ingin bersilang kata dengan Tuan
Kami lagi sibuk …
Kami sedang bahagia …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar