Senin, 10 Juli 2017

Perbankan dan Supermarket Informasi


Perbankan kini berada di PUNCAK PIRAMIDA kekuatan dan kekuasaan ekonomi. Dalam posisi ini, bankir menjadi kelompok ARISTOKRAT BARU. Bankir pun menjadi PROFESI IMPIAN jutaan orang muda terdidik. Produk dan jasa bank menjadi SIMBOL KEMAPANAN HIDUP seorang manusia. Bahkan literatur mereka telah membanjiri lembaga-lembaga pendidikan kita. Bahkan kurikulum pendidikan di negeri ini, konon, datang dari kurikulum luar negeri yang ditulis oleh orang-orang yang DIGAJI INSTITUSI YANG DIBIAYAI OLEH PARA BANKIR –– di bawah komando Kekuatan-Uang.
Dan kampus pun DIBANGUN DENGAN UANG PINJAMAN BANK — universitas atau akademi saat ini juga layaknya perusahaan, termasuk berutang pada bank. Simaklah foto-fotonya. Inilah salah satu informasi bahwa perbankan (Islamic Development Bank/IDB) membiayai pembangunan kampus 7 universitas di negeri ini; salah satunya ditanmpilkan dalam billboard besar dalam foto).
Wajah kampus perguruan tinggi kita, setelah sebelumnya mall, supermarket dan tempat-tempat publik lainnya, kini menjadi hampir SERAGAM, karena di sana juga HADIR KANTOR BANK DAN/ATAU RUMAH ATM yang di dalamnya terdapat mesin pencipta riba yang memungkinkan setiap orang terlibat riba tanpa perlu bantuan bankir.
***
Setiap hari, ribuan orang, termasuk anak-anak muda yang begitu polos dan penuh semangat, melintas jalan tempat “papan besar” itu berdiri (silakan simak lagi foto-fotonya). Konon, perjalanan mereka dalam rangka “mendapatkan ilmu pengetahuan” dari lembaga bernama perguruan tinggi yang sekarang mirip “SUPERMARKET” informasi terkemas.
Hai anak-anak muda, sebagian besar dari kalian agaknya sekadar melintas, tak peduli makna pesan pada informasi pada “papan besar” itu -– apalagi konsentrasi kalian lagi-lagi teralih untuk keluar dari kesemerawutan arus lalu lintas di dekat “papan besar” itu.
Mengertilah, “papan besar” itu sebenarnya memberi tahu kalian bahwa harga informasi terkemas yang dikatakan sebagai “ilmu” itu akan selalu SEMAKIN MAHAL, sekaligus perintah kepada kalian untuk memberi tahu ayah-ibu kalian untuk menyiapkan uang lebih banyak, setiap tahun, untuk membiayai kalian membeli informasi terkemas.
Tentu saja ongkos mendapatkan informasi terkemas akan bertambah banyak karena “supermarket” itu BERUTANG pada bank DEMI RASA NYAMAN dalam proses “transaksi jual-beli” informasi terkemas dengan kalian. Bukahkah “supermarket” itu harus dapat membayar kembali utang (juga bunganya) pada bank — plus “sedikit” laba?
***
Anak-anak muda, ketahuilah, “supermarket” itu akan memahamkan bagaimana kalian menjadi anak-anak muda modern yang baik, karena memang untuk itulah tepatnya tujuan PENDIDIKAN MODERN yang kalian jalani di “supermarket” itu.
Ketahuilah pula, setelah kalian dapat menyesap informasi terkemas “anu” di “supermarket” itu, TIDAK AKAN ADA YANG CEMAS bahkan bila kalian TIDAK menjadi seorang “anu”, karena yang terpenting adalah kalian telah belajar “BERPIKIR SEPERTI KAMI”.
Kalian tahu siapa yang disebut “KAMI”?
“KAMI” adalah KEKUATAN UANG/OLIGARKI pemilik bank-bank pemberi pinjaman kepada “supermarket” tempat kalian membeli informasi terkemas “anu”.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar