Senin, 10 Juli 2017

Kadang Inflasi, Sekali Waktu Deflasi


Kadang Inflasi, Sekali Waktu Deflasi
Kita tidak harus punya gelar Ph.D, bahkan tidak perlu menjadi sarjana terlebih dahulu untuk dapat memahami bahwa pada sistem moneter yang dijalankan oleh bank sentral melekat sifat-sifat destruktif. Dan tangan para penyembah riba di bank sentral tak perlu harus berlumuran darah untuk menghancurkan perekonomian sebuah negara. Cukup dengan memainkan pasokan uang yang beredar.
Kekuasaan mereka ada pada pernyataan ini: siapa pun yang mengendalikan peredaran uang dapat mengendalikan sebuah negara, bahkan meluluhlantakannya. Institusi super-riba bernama bank sentral ini menggunakan inflasi dan deflasi sebagai instrumen pengendali uang kertas yang dicetak dan diedarkannya — agar nilainya dapat dipertahankan.
Maka, kalau Bank Indonesia sedang mood dengan inflasi, ya inflasi yang ia gunakan. Jika sebaliknya, sistem moneter yang mereka jalankan menyediakan jebakan maut yang tak kalah mematikan, yakni deflasi.
Rupanya BI lagi horeg dengan deflasi, sehingga deflasi-lah yang ia pakai pada Agustus 2016. Dan, setelah statistiknya “ditukangi”, direka-reka layaknya menetapkan nomor buntut atau lotere, ditetapkanlah angka lajunya sebesar – (minus) 0,02 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar