Rabu, 12 Juli 2017

Lagi-lagi Demo

Dalam cerita "Saya Menginginkan Seluruh Dunia Plus 5%", Anda melihat bahwa karena suplai uang di masyarakat muncul dalam bentuk kredit (pinjaman kepada bankir), dan bunga untuk melunasi pinjaman tersebut bahkan tidak eksis, maka tahun demi tahun ada masyarakat yang gagal bayar atas hutangnya, atau jatuh bangkrut.

Uang rasanya selalu kurang, pengusaha senantiasa berharap untuk menekan biaya perusahaannya, dan pekerja senantiasa merasa mereka dibayar terlalu sedikit.

Manusia akan selalu membela kepentingan pribadi dan kelompoknya, ini fakta, sifat alami dari kita. Pengusaha membuat berbagai asosiasi untuk menampung kepentingan mereka. Buruh pun demikian, perserikatan-perserikatan terus didirikan, seolah-olah nasib mereka akan berubah setelahnya.

Manusia itu egois, Anda harus tahu itu. Anda tidak bisa membayangkan seberapa jahat kita bisa menjadi kalau hidup kita sudah terdesak. Itulah sebabnya manusia, yang juga diberkati dengan akal untuk berpikir, harus menciptakan sistem, aturan, dan hukum untuk melayani kepentingan bersama mereka, sesempurna yang sanggup mereka pikirkan.

Mengenakan bunga atas uang: uangnya sudah diedarkan, tetapi bunganya tidak eksis, sebenarnya mudah untuk dipahami, sistem ini tidak adil, dan pasti akan menciptakan kemiskinan dalam jangka panjang. Ribuan tahun yang lalu, masyarakat seperti yang kita baca di Alkitab dan Al Qur'an pun sudah merasakannya. Itulah sebabnya mereka melarang riba.

Tetapi manusia modern, yang sekolah dan kuliah belasan tahun, yang mempelajari ekonomi "modern", yang bahkan rajin solat dan ke gereja / tempat sembahyang lainnya, tidak menyadarinya. Televisi telah mencuci bersih otak mereka. Solusi mereka atas persoalan ekonomi selalu berdasarkan aturan yang sudah berlaku, harus dalam konteks uang tetap sebagai hutang, dan bunga harus tetap diberlakukan. Anak-anak muda ini tidak tahu bahwa ada alternatif.. Uang tidak harus muncul dalam bentuk hutang, dan bunga tidak harus ada.

Colonial script di Amerika abad 18, Greenbacks Amerika abad 19, danLabor Tresury Certificate Jerman abad 20 adalah contoh untuk mereka pelajari. Tapi sayang, sekolah dan universitas tidak akan membahas ini. Kewajiban kita di luar sistem edukasi formallah untuk melakukannya. Ketiga jenis uang ini berhasil melayani publik, dan gagal setelah dipalsukan secara besar-besaran oleh bankir internasional yang tidak menyukainya. Dan tentu saja, para goldbug, suporter emas sebagai uang, mereka juga mengatakan menjadikan emas / perak sebagai uang bisa menjadi solusi. Anyway, bukan saatnya berdebat dengan para goldbug, prioritas utama kita adalah mengedukasi masyarakat. Pendukung greenbacks dan emas harus bersatu dan menyingkirkan sistem perbankan swasta yang memungut riba kepada kita terlebih dahulu.

Berita yang saya baca hari ini di koran lokal saya, kemarin dalam demonstrasi buruh di depan gedung Walikota, terjadi perkelahian antara buruh dan polisi. 4 buruh kepalanya bocor, dan 7 polisi dan satgas luka memar karena lemparan batu dan botol mineral... Ribuan buruh berdemonstrasi di sana karena mereka mau meminta kenaikan UMK tahun 2009.
Pemandangan ini akan muncul berulang-ulang, intensitasnya juga akan terus meningkat. Krisis bahkan belum mulai, yang Anda lihat ini baru pemanasan. Tunggulah sampai pabrik benar-benar mem-PHK buruh dalam jumlah jutaan tahun 2009-2010, tunggulah sampai berbagai usaha skala kecil menengah mulai mengurangi karyawan mereka, tunggulah rak supermarket kosong karena tidak ada yang mengimpor barang karena L/C perbankan tidak lagi diakui oleh penjual maupun perusahaan pengangkutan. You have seen nothing yet!

Nikmatilah hidupmu sekarang, dan bacalah berita-berita semacam ini sebagai hiburan, seolah-olah ini ditulis oleh orang kurang kerjaan yang paranoid. Nikmatilah, selagi Anda masih bisa. Anda mengira waktu masih panjang, biarlah masyarakat ini tetap bodoh, biarlah perbankan swasta terus menghisap lebih banyak darah kita lebih lama lagi. Anda akan kaget dengan apa yang akan Anda lihat nantinya.

Time is running out.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar