Senin, 10 Juli 2017

Bukan Yang Pertama


Beberapa hari lalu istri saya ngerumpi di WA dengan temannya tentang kepala SKKMigas. Salah satu pertanyaan dari temannya yang tidak perlu dijawab adalah apakah Amien, ketua SKKMigas bakal dicopot dari posisinya sekarang. Itu pertanyaan yang tidak perlu dijawab, karena itu tidak akan menjadi kasus yang pertama. Amien Sunaryadi adalah teman kuliah Sudirman Said mantan menteri ESDM yang baru saja diganti. Dan Amien diangkat menjadi kepala SKKMigas menggantikan Rudy Rubiandini ketika Sudirman Said diangkat menjadi menteri ESDM.
Asal tahu saja, untuk yang kurang pergaulan, ESDM itu singkatan dari Energi dan Sumber Daya Mineral. Dan SKKMigas......., lupa dan tidak penting singkatan apa itu, badan itu sudah entah berapa kali ganti nama. Tetapi yang penting perannya adalah mengawasi kontraktor minyak di Indonesia. 
Kalau seorang boss turun dari jabatannya, kemudian anak buahnya yang juga konconya juga akan diturunkan, bukan hal yang baru. Karena sangking banyaknya, mungkin tidak perlu contoh. Terlepas kenyataan bahwa Amien bukan orang dari perminyakan yang tidak tahu tetek bengek dunia perminyakan, kalau nantinya Amien dicopot setelah Sudirman Said turun adalah kejadian bukan yang pertama. Ketika Suharto lengser, Tutut sebagai menteri Sosial juga menghilang. Ketika Sukarno turun, Subandrio, Chairul Saleh, Umar Dhani dan sederet konco-konco bung Karno, juga masuk penjara. Untuk Amien, ia tidak akan masuk penjara, seperti Chairul Saleh, Subandrio, Umar Dhani, Markam, tetapi cuma turun dari jabatannya.
Kemudian tiba-tiba Indonesia dikejutkan dengan berita bahwa menteri ESDM yang baru diangkat, Arcandra Tahar, ternyata memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat. Kasus itu bukan yang pertama dan bukan yang paling mengherankan, karena masih pada tingkatan menteri. Ratu Elizabeth (kewarganegaraannya apa ya?) adalah kepala negara Inggris, Canada, Australia, dan sederet negara lagi dan selama menjadi ratu, ia mengepalai 32 negara merdeka - hebat nggak tuh. Seorang dengan kewarganegaraan ganda menduduki jabatan yang setingkat dengan presiden di jaman modern inipun juga ada, Alberto Fujimori, presiden Peru (1990 – 2000).
Alberto Fujimori, dari namanya sudah bisa diketahui dari ethnik mana asalnya. Tidak salah lagi Jepang. Ia adalah generasi ke dua, orang tuanya imingrasi ke Peru tahun 1920. Sebagai bangsa Jepang yang lahir di Peru, Fujimori punya dua kewarganegaraan. Walaupun ia tinggal di Peru, ia tidak pernah melepaskan kewarganegaraan Jepangnya. Keputusan ini di kemudian hari ternyata sangat berguna. Berguna karena bisa dipakai untuk melarikan diri.
Fujimori, walaupun dari ethnik minoriti bisa menduduki posisi tertinggi di Peru, yaitu posisi presiden dengan partainya yang baru. Fujimori tidak seperti Ahok, ethnik minoritas yang dapat muntahan posisi gubernur Jakarta dari Jokowi, bukan dari pemilihan umum langsung. Tetapi  kursi presiden yang diduduki Fujimori adalah hasil dari pemilihan umum. Hal ini dimungkinkan karena pada masa itu Peru mengalami banyak kesulitan. Ekonomi dan poliktinyanya porak poranda, inflasi dan pengangguran tinggi. Di samping itu Peru menghadapi 2 pemberontakan, yaitu kelompok Maoist Shining Path (Sendero Luminoso) dan gerakan revolusioner Túpac Amaru.
Setelah menjadi presiden Fujimori berhasil memulihkan ekonomi dan menumpas kedua pemberontakan yang ada serta memulihkan keamanan. Sayangnya......, di pertengahan dekade 1990an, ia bercerai dengan istrinya, Susana Higuchi. Perceraian ini berlangsung panas. Sang mantan istri berkoar-koar kepada publik bahwa Fujimori adalah korup dan curang dalam politiknya. Sejak saat itu popularitas Fujimori menurun.
Fujimori meletakkan jabatannya pada tahun 2000 ketika ia ada di Brunei. Pengunduran dirinya disampaikan dengan sebuah fax. Kemudian ia menetap di Jepang.
Di Peru, dirinya dituduh melakukan berbagai tindakan kriminal selama menjadi presiden. Pemerintah Peru minta kepada Jepang agar Fujimori di ekstradisi, tetapi permintaan itu ditolak, dengan alasan Fujimori punya dua kewarganegaraan, yakni Peru dan Jepang.
Pada tahun 2005, dalam rangka kembali ke politik Peru, Fujimori pergi ke Chile yang letaknya berdekatan dengan Peru. Sayangnya kemudian ia ditangkap dan ditahan oleh pemerintah Chile atas permintaan Peru. Di dalam tahanan Chile, Fujimori mengirimkan petisi agar bisa mengikuti pemilihan umum Peru, tetapi petisinya ditolak. Ia juga berusaha mengajukan diri untuk posisi di parlemen Jepang (Diet), tetapi gagal.
Akhirnya Fujimori diekstradisi ke Peru untuk diadili. Dan pengadilan Peru menghadiahi 25 tahun penjara untuk semua tuduhan tindakan kriminalitas yang dilakukan semasa memangku jabatan kepresidenan.
Nasib Fujimori berakhir tragis. Rakyat Peru seakan lupa jasanya. Nasib Fujimori berakhir tragis bukan karena kewarganegaraan gandanya tetapi karena sifat kemaruk pada kekuasaan yang dimilikinya. Seandainya Fujimori tetap tinggal di Jepang, mengajar di Universitas (ia seorang akademia dan rektor di universitas Pertanian Negara, Peru), maka nasibnya tidak berakhir di penjara. Keputusannya kembali ke politik Peru, walaupun dengan bermarkas di Chile, itulah yang membawanya ke penjara.
Fujimori bukan satu-satunya pejabat negara dengan kewarganegaraan ganda. Banyak pejabat-pejabat pemerintah US (Amerika Serikat) mempunyai kewarganegaraan ganda.
Ted Cruz,  pesaing Donald Trump dalam pencalonan kandidat presiden US dari partai Republikan, berkewarganegaraan ganda selama menjadi senator US tahun  2013.  Ia juga mempunyai kewarganegaraan Canada yang dilepaskannya tahun 2014. Selama 1 tahun menjabat sebagai anggota senat ia berkewarganegaraan ganda.
Setiap orang Yahudi yang non-Israel punya potensi berkewarganegaraan ganda. Israel punya undang-undang yang disebut hak kembali ke tanah yang dijanjikan (Israel). Artinya setiap orang Yahudi, jika diinginkan bisa ke Israel dan menjadi warga negara Israel. Jangan terlalu heran jika ada pejabat atau pesohor Amerika pindah ke Israel dan menduduki posisi politik di Israel. Secara implisit semua orang Yahudi adalah warga negara Israel. Jadi kalau seorang penajabat pemerintahan US korup dan dikejar hukum, ia bisa lari ke Israel dan akan dilindungi sebagai warga negara Israel. 
Kalau ada pejabat pemerintah bohong, juga bukan yang pertama. Dalam website resmi www.esdm.go.id, Minggu (14/8/2016), Arcandra menegaskan, hingga saat ini dirinya adalah warga negara Indonesia (WNI), bukan warga negara Amerika Serikat (AS).
Katanya, quote:  “Saya tuh orang Padang asli, istri saya juga orang Padang asli, lahir dan besar di Padang. Cuma pas kuliah S-2 dan S-3 saya kuliah di Amerika,”: unquote.
Dan paspor Indonesia saya masih valid,” lanjutnya.
Aaah dia bermain dengan kalimat bersayap. Paspor Indonesia masih valid, tetapi paspor Amerika yang valid juga ada. Namanya juga kewarganegaraan ganda. Harus punya dua paspor.
Kalau politikus ngelés alias mengelak, itu juga bukan yang pertama. Menkumham Yasonna H Laoly, ngelés terhadap tudingan (tidak langsung) bahwa pemerintah sudah ceroboh, kebobolan, bikin blunder, telah menjadikan orang dengan kewarganegaraan ganda menjadi menteri. Katanya kepada wartawan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang, Jakarta Timur, Senin (15/8).: “Kalau itu (kepemilikan paspor AS) iya iya,  tapi legal formalnya (status sebagai  WNI) belum dicabut,”
Halloooo...., kalau sudah mengambil kewarganegaraan US secara aktif, melalui proses naturalisasi, otomatis WNI nya sudah dijadikan cadangan seperi ban sérep. Menurut UU No. 12/2006 tentang Kewarganegaraan, maka status WNI-nya hilang. Status WNI dapat dipulihkan, jika seseorang tinggal di Indonesia, minimal lima tahun berturut-turut. Sayangnya Acandra baru tinggal di Indonesia 20 hari boss Yasonna!!! Gimana sih ente?
Capek deh....., sudah dulu. Arcandra toh sudah dipecat. Nasib Amien entah bagaimana. Mungkin masih bertahan untuk sementara.
Kasihan juga Arcandra, mungkin sekarang jadi stateless. Kewarganegraan US nya sudah ditanggalkan, katanya. Dan kewarganegaraan RI nya otomatis sudah hilang sejak 2012 ketika ia disumpah-setia sebagai warga negara Amerika Serikat.
Apakah ini ada pengaruhnya ke Indonesia....., nggak juga. Produksi minyak Indonesia akan merosot terus. Kalau sekarang sekitar 800 ribu bbl per hari....., mungkin tahun 2025 cuma 400 ribu bbl per hari. Kita bakal impor minyak banyak di tahun-tahun mendatang.
Merosotnya posisi dari pengekspor minyak ke pengimpor minyak...., banyak lagi, juga bukan yang pertama. Banyak negara lain yang sudah mengalaminya, dan akan mengalaminya seperti Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar